Pendapat mengenai Psikologi Industri dan Organisasi
Psikologi adalah ilmu terapan yang mempelajari perilaku manusia, fungsi mental, dan proses mental melalui metode ilmiah.
PIO adalah bidang keilmuan yang memanfaatkan psikologi untuk mempelajari bisnis dan organisasi.
Studi tentang perilaku manusia dalam pekerjaan, organisasi, dan produktivitas adalah ilmu yang terbatas. Ini termasuk menerapkan program pelatihan dan belajar tentang berbagai pekerjaan, seperti perilaku. Menurut Ronald E (2016), pada buku “Introduction to Industry”, PIO dilakukan untuk mencapai dua hal.
Pertama, dengan penelitian untuk menambah wawasan dan pengertian tentang perilaku kerja manusia.
Kedua, gunakan pengetahuan ini untuk meningkatkan kebiasaan kerja karyawan, lingkungan kerja, dan kesehatan mental.
Oleh karena itu, kemungkinan dapat ditentukan dari penilaian ini bahwa jelas bahwa dokter I/O adalah ahli terpercaya dan ahli dalam ilmu PIO.
Dua Aspek Psikologi Industri dan Organisasi Ada dua aspek utama PIO yang harus diperhatikan:
Sisi industri berurusan dengan bagaimana orang-orang tertentu menangani pekerjaan tertentu. Psikolog swasta adalah profesional di bidangnya. Tugas seorang analis pribadi adalah menilai atribut karyawan dan mencocokkan individu tersebut dengan kinerja yang diharapkan secara wajar. Melatih karyawan, menetapkan standar kinerja, dan mengukur kinerja pekerjaan adalah fitur tambahan.
Aspek organisasi lebih ditekankan pada pemahaman struktur organisasi yang mempengaruhi perilaku individu. Di awali dengan ekspektasi peran, gaya manajemen, norma sosial, dan struktur organisasi. Sebagai hasil dari pemahaman ini, kinerja pribadi dan kesehatan mental diharapkan meningkat. Aspek ini juga membantu asosiasi sebagai satu kesatuan.
Kemajuan awal dalam psikologi industri dan organisasi Frederick W. Taylor, pendiri The Principles of Scientific Management, menggantikan metode ilmiah untuk mempelajari perilaku dan citra di tempat kerja konsep cara kerjanya yang awalnya dilakukan dengan cara praktis.Dalam tulisannya, ia mengungkapkan bahwa daripada sekadar mempekerjakan karyawan untuk posisi yang berbeda, lebih baik mencocokkan karyawan dengan posisi tertentu sesuai dengan kemampuan dan motivasi mereka, lalu melatih mereka untuk bekerja secara ideal dan efektif.
Taylor mengatakan bahwa pekerja dan manajer harus saling berbagi pekerjaan sehingga manajer dapat menghabiskan waktunya untuk merencanakan dan melatih sementara pekerja dapat melakukan pekerjaan mereka.
Juga, ada Hugo Munsterberg, seorang psikolog eksperimental yang tertarik pada desain pekerjaan dan pemilihan karyawan untuk posisi seperti operator trem (Munsterberg, 1913). Bukunya tahun 1913 Psikologi dan Efisiensi Industri dianggap sebagai buku teks pertama di bidang psikologi industri dan organisasi. Dia adalah kontributor utama untuk pengembangan teori dalam psikologi industri dan organisasi. Plus, ini adalah buku pertama yang membahas masalah seperti bagaimana menemukan orang terbaik di tempat kerja dan bagaimana merancang pekerjaan agar tetap produktif untuk mencegah kelelahan. Juga, ada James McKeen Cattell, pencetus mendasar dari gagasan tentang apa arti perbedaan pribadi bagi cara manusia berperilaku. Kurt Lewin juga membahas berbagai gaya kepemimpinan secara umum.
Selain itu, daripada berfokus hanya pada tindakan individu, karyanya meneliti kekuatan yang mempengaruhi situasi.
Pada tanggal 3 Maret 1953, Institute of Psychological Assisted Education didirikan di bawah pimpinan profesor. Dr.Slamet Imam Santoso. Lembaga ini juga memiliki Departemen Psikologi Kerja dan Perusahaan yang dulunya merupakan Pusat Teknologi Psikologi Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan RI. Secara keseluruhan, Psikologi Industri diakui sebagai ilmu di Indonesia dan banyak digunakan dalam berbagai pilihan individu baik untuk kepentingan akademik maupun industri. Psikologi Industri juga berkembang saat ini sejalan dengan semakin banyaknya penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi di Indonesia. Psikologi industri berperan dalam semua aspek pribadi yang berkaitan dengan pekerjaan dan organisasi. Peran ini juga memberikan tanggapan bahwa para psikolog yang direkrut oleh perusahaan tidak lebih dari “penguji dan pewawancara”.
Bahkan dalam kenyataannya masih sering dijumpai bahwa psikolog yang ditempatkan di bagian pengembangan sumber daya manusia atau personalia hanya dapat menjalankan fungsinya sebagai perekrut atau pejabat yang membayar gaji karyawan saja.
Komentar
Posting Komentar